Sule yang Malang
Karya: Fahri Samudra
Sule adalah seorang anak yang lahir dari keluarga miskin. Bapak dan ibunya bekerja di sebuah kebun pisang milik juragan Fahri. Mereka bekerja setiap pagi sehingga Sule harus menyiapkan sarapannya sendiri setiap pagi.
Suatu hari Sule akan berangkat sekolah. Seperti biasa dia ke dapur untuk memasak nasi. Sambil menunggu nasi matang, dia pun mandi. Alangkah terkejutnya Sule, sabun untuk mandi telah habis. Jadi Sule terpaksa mandi tanpa memakai sabun. Setelah mandi, Sule ingin memakai baju sekolahnya.
Sialnya, baju sekolahnya belum dicuci dan masih kusut. Dengan terpaksa dia memakai baju sekolah yang bau. Kemudian, dia periksa nasinya di dapur. Alangkah sialnya, nasi yang dia masak telah hangus, sehingga dia terpaksa sarapan dengan nasi yang hangus.
Saatnya Sule berangkat sekolah. Meskipun diawali pagi yang sial, dia tetap optimis berangkat ke sekolah. Dia pergi dengan angkutan umum. Di tengah jalan turunlah hujan lebat. Dan sialnya angkutan umum yang ditumpanginya terjebak macet. Padahal waktu telah menunjukkan pukul 07.00. Dengan terpaksa dia turun dari angkutan umum itu. Dia berlari menembus hujan dan akhirnya sampai di sekolah dengan basah kuyup.
Tiba di kelas, Sule ditegur pak guru karena terlambat. Setelah ditegur, Sule menuju tempat duduknya. Kemudian pak guru menyuruh murud-muridnya untuk mengumpulkan PR. Alangkah sialnya Sule, karena tasnya yang usang, bolong, dan basah, sehingga buku-buku yang ada di dalamnya pun ikut basah dan PR yang dikerjakan Sule luntur dan tidak dapat dibaca lagi.
Pak guru menganggap Sule tidak mengerjakan PR, dan Sule pun dihukum berdiri di depan kelas sampai istirahat. Akhirnya istirahat pun tiba, Sule yang lapar ingin membeli tempe goreng di kantin, tetapi karena pakaiannya telah basah, uang yang ada di dalam kantungnya pun basah dan sobek. Pedagang tidak mau menerima uang sobek tersebut. Terpaksa Sule menahan lapar selama di sekolah.
Sepulang dari sekolah, Sule tidak sabar untuk menyantap makan siangnya. Tetapi ibunya menyuruh Sule untuk menjual pisang goreng dari sisa dari kebun pisang juragan Fahri. Sule patuh terhadap perintah orang tua. Jadi dia menunda makan siangnya dan mendahulukan menjual pisang goreng dengan berkeliling.
Sepanjang jalan, belum ada yang membeli pisang gorengnya. Tiba-tiba datanglah geng motor di jalan. Dengan sengaja salah satu anggotanya menyerempet Sule hingga jatuh dan pisang gorengnya pun berserakan di tanah. Jalanan sepi dan tak ada yang dapat menolong Sule, para anggota geng motor itu malah tertawa dan pergi meninggalkan Sule.
Saat itu turunlah hujan lebat lagi, Sule membawa nampannya dan berteduh di sebuah bangunan tua sambil bergumam dalam hati.
“Apa lagi yang akan terjadi?”. Gumam Sule
Setelah hujan reda, dia berjalan untuk pulang dengan tangan kosong dan khawatir. Lalu tiba-tiba datanglah mobil melaju dengan kecepatan tinggi di jalanan yang becek. Akibatnya air becek tersebut terciprat dan mengenai Sule. Sule tak dapat menahan emosinya lagi.
“Hei mobil sialan!!” Seru Sule sambil melempar nampannya.
Alangkah sialnya ketika nampan yang dilempar Sule mengenai seekor anjing galak, sehingga Sule dikejar keliling kampung. Saking paniknya, Sule tidak memperhatikan apa yang ada di depannya, akibatnya dia terperosok jatuh ke dalam sungai. Arusnya sangat deras. Sule pun hanyut terbawa arus.
Dengan segala kekuatannya, dia berusaha berenang menuju ke tepi sungai. Akhirnya Sule berhasil ke tepi sungai dan berjalan lemas menuju trotoar. Kebetulan di tempat itu sedang diberlakukan penertiban pengamen dan preman oleh Satpol PP. Melihat keadaan Sule yang compang-camping, tanpa pikir panjang, 2 anggota Satpol PP langsung mengejar Sule.
Sule harus berlari lagi menghindari kejaran 2 anggota Satpol PP tersebut. Alangkah beruntungnya Sule, 2 anggota Satpol PP itu tidak jadi mengejar Sule, karena perhatiannya teralih pada geng motor yang lewat dengan ugal-ugalan. Sule pun menghela nafasnya dan pergi mencari nampannya tadi. Setelah menemukan nampannya, dia pulang ke rumah dengan rasa lelah, khawatir, cemas, dan lain-lain.
Ketika sampai di mulut gang yang menuju rumahnya, Sule terkejut menemukan dompet yang berisikan uang beratus-ratus ribu. Sule melihat isi dompetnya, dan tenyata itu adalah dompet milik juragan Fahri. Kebetulan juragan Fahri sedang makan di warteg dekat rumahnya Sule. Tanpa pikir panjang, Sule pun menuju warteg tersebut. Dan sampailah Sule di warteg itu.
“Maaf Pak, ini dompet Bapak, saya temukan di gang tadi”. Kata Sule jujur.
“Oh, terima kasih banyak Nak, bagaimana saya membayar makanan ini tanpa uang di dompet saya, sekali lagi terima kasih Nak, karena nak Sule telah berlaku jujur, nih saya kasih Rp 100.000,00 untukmu”. Sahut Juragan Fahri.
“Oh tak apa-apa Pak, saya ikhlas kok” Ujar Sule.
“Terima saja, anggap saja ini adalah hadiah atas kejujuranmu itu, jujur adalah perbuatan yang sangat mulia, jarang ada orang sejujur dirimu” Balas Juragan Fahri.
“Baiklah, terima kasih banyak Pak, semoga kebaikan Bapak dibalas oleh Yang Maha Kuasa” Jawab Sule mantap.
Sule pun pulang dan menceritakan semua yang terjadi pada pisang goreng tersebut dan uang Rp 100.000,00 yang ia dapatkan. Mendengar hal itu orang tua Sule sangat senang dan bahagia karena Sule berlaku sabar, tabah, dan jujur. Apalagi dia mendapat uang Rp 100.000,00 karena kejujurannya itu. Tetapi orang tua Sule juga kecewa dengan pisang goreng-pisang goreng yang terbuang itu, mereka merasa mubazir.
Demikian Sule mengakhiri hari sialnya. Ternyata dengan kejujuran dan kesabaran, dapat membuahkan hasil yang memuaskan. Berbagai macam ujian dan cobaan tidak menyurutkan Sule untuk berlaku jujur.
berakit-rakit ke hulu berenang-renang ketepian.. *smile
BalasHapus@Rohis FacebookBener nih sob, kita harus berusaha dulu, baru dapet apa yg kita inginkan, namun tetep harus berlaku jujur
BalasHapuswah mengandung pesan moral yg sangat berguna sekali sobat.
BalasHapushahahahaha gokil habis sob.. heren dan kreatif bangetwek ekk kek kek ngakak
BalasHapus@cik awiHehehe, alhamdulillah sob, semoga bermanfaat buat sobat...
BalasHapus@Wisata MurahHihihi, ane aja nggak bosen-bosen baca nih cerita, ketawa mulu...
BalasHapusya ampun nih sule malang bener yach sobat...
BalasHapusJhahahahah..... unik banget sob..
BalasHapus@Asis SugiantoHehehe,iya Mas, namun dari kemalangannya itu, Sule tetep mengutamakan kejujuran....
BalasHapus@Abdu-Green BlogHahaha, alhamdulillah kalo unik sob, hehehe, semoga bermanfaat bagi sobat
BalasHapuswahaha, miris banget wajah si sule :D
BalasHapusnice post sob
wah ternyata happy ending ya sob, berkat kejujuran sule..
BalasHapusbtw udah dapet rekomendasi dari sule belum hehehe...
ckckckc ngakak dulu, walau malang akhirnya menyenangkan
BalasHapushahahahaha X)
BalasHapusCoba kalo ada gambar editan sule yang lain sob, terus disesuaikan ceritanya. Huehehehe :D
mantapp///hahahhaha././ lumayan menghibur gan
BalasHapusBner bner malang tuh, kagak di dunia maya ataupun nyata, sama ajah. Wajahnya kasihan? :)
BalasHapuswah ko yang sial si sule, kenapa yang dermawan si fahri, ga kebalik nie? heheh.
BalasHapus@anak gila onlineHehehe, kebetulan nemu di google, hehehe
BalasHapus@Muro'i El-BarezyIya, kejuuran harus diutamakan, rekomendasi apa Mas?
BalasHapus@Aldio BlogHehehe, alhamdulillah kalo ngakak sob, iya, betul banget
BalasHapus@Ilyas PrawibawaHhehehe, di google sih banyak sob, tapi saya nggak tega posting di blognya, hehehe
BalasHapus@Bangjal Dua TigaHehehe, alhamdulillah kalo menghibur sob
BalasHapus@The7BloggersSebenernya nggak malang-malang amat sih sob, hehehe, wajahnya.... Iya ya sob, kasian
BalasHapus@cerita anak kostNggak lah mas, hehehe, namanya juga cerita, fiktif belaka
BalasHapusWalaupn srg mndpt ksialn, tp dgn sift jujur.a Sule ttp mndpt nikmat lbh... nice share, Gan...
BalasHapusKeren ceritanya Sob..., sangat inspiratif...
BalasHapus@La MbariIya, bener banget apa kata sobat nih, maka dari itu kita harus jujur kalo mau untung
BalasHapus@Harun ArHehehe, alhamdulillah kalo gitu Mas, semoga bermanfaat bagi anda
BalasHapusYah,,
BalasHapuskepahitan akan diakhiri dengan rasa manis,
kuncinya cuma sabar dan jujur ,,,
nice podt
wilujeng ngeblog
@sakahayang.comBener banget apa kata sobat nih.... Terima kasih
BalasHapusWaahh sayang yaa si sule, kisah awalnya hancur hancuran. haha.. tetapi hikmah diujungnya bagus sekali. jujur
BalasHapus@AsalasahYap, kejujuran juga merupakan salah satu kunci utama dalam hidup damai, hehehe
BalasHapusjujur tabah sabar banget sih sule,, kapan2 buat cerpen lg tentang narji yah sob ahahhaa
BalasHapus@Cavila HearthHeheh, iya sob, patut ditiru tuh, hahaha, OK deh, insya Allah, wkwkwkk
BalasHapus